Friday, November 11, 2011

SARUNG TANGAN BIKER

   
Dalam dunia biker, pakai sarung tangan tentu sudah bukan hal yang asing lagi. Pasalnya perangkat yang satu ini, masuk dalam safety stuff. Populasi pengendara motor yang semakin meningkat dan enggak hanya didominasi kaum Adam, membuat banyak sarung tangan tercipta dari beragam bahan.
Namun demikian kalau dilihat dari modelnya, hanya ada dua saja. Pertama yang model tertutup sampai ujung jari (full glove) dan yang ke berikutnya, model yang jarinya hanya tertutup setengah (half glove).

Sarung Tangan“Secara fungsi dasar, sarung tangan yang penuh maupun separuh dipakai untuk melindungi tangan saat berkendara dengan motor. Selain itu juga untuk menyerap keringat pada telapak tangan, sehingga tidak licin saat menggenggam hand grip,” tutur Joel D. Mastana, salah satu pengamat safety riding nasional.

Walau secara fungsi sama, namun dengan model berbeda pasti ada plus minusnya. Mau tahu? Simak yang berikut.

Pilih Sarung Tangan
Baik pakai yang full atau half, punya kelebihan dan kekurangan. Namun demikian, buat cara memilih sarung tangan dua model tersebut punya treatment yang sama.

Mau tahu? Pastikan bagian telapak tangan terbuat dari bahan yang lebih tipis dari pada punggung tangan. “Itu agar pengendara tetap bisa merasakan kontur dari handgrip yang dipakai. Bila terlalu tebal, selain enggak bisa merasakan handgrip, juga membuat genggaman enggak pas,” ungkap Joel D. Mastana.

Fitur Sarung Tangan
Enggak hanya motor ada fitur tambahannya, pada perangkat safety gear seperti satung tangan juga terdapat fitur tambahan. Enggak percaya? lihat saja pada bagian punggung tangan.

Pas pada bagian tersebut biasnya ada spon tipis yang dipakai sebagai pelindung. Hal yang sama juga ada pada bagian pangkal jari. Disini biasanya bahan plastik keras dipakai sebagai pelingdung dari benturan.

Sama seperti bagian pangkal jari, di ruas-ruas jari pada full glove juga ada pelindung dengan bahan plastik keras.

Half Glove
Melihat dari fisiknya saja bisa disimpulkan, dengan menggunakan sarung tangan model ini setengah jari-jari tangan bagian atas tidak terlindungi. Jadi hawa panas dan udara dingin langsung bisa dirasakan.

“Meski bukan bagian yang fatal seperti bagian telapak tangan, namun saat jatuh kemungkinan besar bagian tersebut akan beradu dengan aspal jalan raya,” kata Joel D. Mastana

Namun pakai half glove ada keuntungannya lo. Genggaman tangan pada handgrip dapat lebih dirasakan. Selain itu, dengan mengunakan sarung tangan model ini, aktivitas merogoh kantong enggak terganggu. Kan jari-jari bagian atas besarnya enggak nambah.

Full Glove
Dengan menggunakan sarung tangan model yang satu ini, jari-jari tangan sudah dipastikan terlindungi. Baik itu dari udara dingin ataupun percikan-percikan kerikil yang mungkin bertebaran di jalan raya. “Selain itu, bila sampai terjatuh dari motor bagaimanapun posisinya seluruh permukaan tangan terlindungi,” ucap pria ramah ini.

Itu bila berbicara dari sisi kelebihan pakai full glove. Kekurangannya tentu juga ada, misalnya saja saat sudah terpakai biker bakal kesulitan merogoh kantong buat ambil duit receh, atau karcis pakir.

Hal tersebut dikarenakan size telapak tangan dan jari-jari biker jadi lebih gede dengan ketambahan sarung tangan. (sumber : motorplus-online)

MERAWAT BAN DEMI KESELAMATAN

Tahukah Anda bahwa menurut data Departemen Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional Amerika Serikat, sebanyak 660 kasus kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh kurangnya tekanan angin dalam ban dan memakan korban luka berat hingga 33 ribu jiwa per tahun.

Sedangkan, menurut sebuah penelitian yang disponsori Rubber Manufacturers Association (RMA) yang dilakukan terhadap 1000 orang pengemudi, ditemukan fakta-fakta yakni:
- 63 persen pengendara mobil menyebutkan bahwa tekanan ban sangat mempengaruhi jarak tempuh kendaraan
- Hanya 19 persen pengemudi yang memeriksa kondisi tekanan ban mobil mereka
- Tiap bulan, tiga dari empat pengemudi yang memeriksa kondisi tekanan ban mobil mereka, hanya satu dari lima pengendara mobil mencuci kendaraan mereka, sementara hanya satu dari lima pengendara yang memeriksa tekanan ban mobil mereka
Padahal, jika kondisi ban Anda dalam kondisi prima—khususnya tekanan ban mobil—Anda dapat menempuh jarak hingga 3,3 persen lebih jauh dan menghemat ongkos BBM.
Berikut, 10 tips perawatan untuk ban mobil Anda:
1. Jangan menunggu hingga ban rusak. Biasakan untuk selalu memeriksa tekanan ban mobil sedikitnya sekali sebulan—terutama sebelum melakukan perjalanan jauh. Ban dengan tekanan yang kurang memadai akan menyebabkan ban mudah panas karena gesekan yang besar dengan aspal, sehingga ban cepat aus dan membahayakan keselamatan pengemudi.
2. Hapalkan tekanan proporsional dari ban mobil Anda, yang dapat Anda lihat pada stiker yang menempel di bagian dalam pintu kendaraan, atau buku petunjuk pemilik kendaraan.
3. Untuk pengukuran yang valid terhadap tekanan ban mobil, periksalah ban saat suhu dingin. Jika mobil Anda habis menempuh perjalanan jauh, tunggulah kurang lebih tiga jam.
4. Lakukan pemeriksaan berkala, setidaknya sebulan sekali dan jagalah agar ukuran tekanan ban mobil Anda selalu pada batasan yang proporsional.
5. Uang koin bisa digunakan sebagai alat penunjuk bahwa ban mobil Anda telah gundul dengan cara meletakkan uang koin di tapak ban mobil Anda. Jika Anda bisa melihat seluruh gambar uang koin tersebut, maka saatnya mengganti ban mobil Anda.
6. Jagalah ban mobil Anda dari lobang di jalan. Sebab lobang yang terlalu besar tak hanya bisa merusak ban mobil Anda, melainkan juga akan mengganggu keseimbangan atau balance dari ban mobil.
7. Buatlah jadwal. Pastikan Anda menukarkan ban mobil Anda antara yang di depan dengan yang di belakang tiap 6000 mil, agar menyeragamkan kondisi seluruh ban dan mempertahankan masa pakai ban lebih lama.
8. Jangan mengendarai mobil dengan ban yang tanpa penutup pentilnya. Mengemudikan mobil dengan ban tanpa penutup penti, bisa menyebabkan kebocoran udara dari dalam ban dan bisa mengakibatkan ban kekurangan tekanan.
9. Periksalah keseimbangan atau balance dari ban mobil Anda secara periodik, untuk menghindari putaran ban yang tak stabil.
10. Perhitungkan bobot yang harus dimuat oleh mobil Anda. Jika muatan melebihi kapasitas maksimal dapat menimbulkan tekanan yang berlebih pada ban mobil Anda dan itu bisa membahayakan.

Thursday, November 10, 2011

ETIKA DALAM BERKENDARA


Berkendara pasti bukan cuma melibas jalan lurus doang. Ada belok, berputar, mendahului atau memberi jalan. Pengguna jalan yang makin banyak dengan berbagai kepentingan, bikin suasana jalan terutama di titik-titik tertentu seperti di perempatan jalan atau bahkan tikungan menjadi lebih macet.
“Untuk di perempatan, traffic light salah satu instrumen untuk mengaturnya. Jika tidak ada, maka masing-masing pengendara harus bisa melihat posisi, kondisi dan situasi di lapangan. Prinsipnya pengendara mesti mendahului kendaran yang memberi tanda,” kata Joel Deksa Mastana, seorang instruktur safety riding.

Posisi ini untuk menentukan mana  yang harus didahului dan mana yang mesti bersabar menunggu.
Etika 1
Perempatan

Ketika memasuki perempatan jalan, ada dua kemungkinan, berbelok atau lurus terus. “Pada prinsipnya keduanya harus mengurangi kecepatan, sambil melihat kiri dan kanan,” wanti Joel Deksa Mastana, instruktur safety riding di Jakarta.

Jika belok ke kiri tidak menjadi problem karena jalanan Indonesia menganut sistem kiri. “Namun kalau belok kanan, pengendara harus lebih sabar, sehingga harus mendahulukan pengendara atau pengguna jalan lain yang mau atau mengambil jalur lurus,” pesan Joel.
Etika 2
Berputar

Saat memasuki putaran balik alias U-Turn, terkadang membuat penyumbatan dari arah belakang pengendara. “Kalau kondisi ini memang susah melihat etika. Yang paling tepat empati. Pengendara dari arah depan mestinya tahu kalau ada kendaraan atau motor yang akan berputar.

Tanda itu kan tujuannya juga meminta prioritas. Maka, kalau masih memungkinkan untuk berhenti, kasih atau dahulukan orang yang hendak berbelok. Itu tanda orang yang memiliki empati tinggi,” tegas Joel.
Etika 3
Penyebrang

Kombes Chrysnanda, Dirlantas Polda Riau mengungkapkan sekarang ini masih banyak perilaku pengendara yang tidak saling hormat terhadap pengguna jalan lain. Contohnya terhadap penyeberang jalan.

“Di jalur tertentu yang memang tidak ada jembatan penyeberangan, pengendara atau mobil wajib mendahului yang hendak nyeberang. Sebaliknya, pejalan kaki juga harus menyeberang di lokasi yang ditentukan,” katanya.

Sulit memang. Kadang jalur pejalan kaki malah dipakai!
Etika 4
Pertemuan Arus Searah

Di kota besar, ada jembatan fly over atau jalan yang mempertemukan dua arus searah. Pada saat bersamaan pengendara dari sebelah kiri ingin ngambil ke arah kiri. Tentu saja untuk kasus seperti ini, pengendara yang hendak mengambil jalur orang lain kudu mengurangi kecepatan dan memberikan jalan terlebih dahulu kepada pengendara dari arah kiri.

“Tentunya juga sambil tetap melihat kondisi jalan sampai aman baru kemudian berbelok,” cetus Joel, instruktur bersertifikat internasional yang rambutnya mulai memutih ini.   (motorplus-online.com)