Thursday, November 3, 2011

HONDA CBR 150 R


MotoBike - Artikel sebelumnya kami sudah memaparkan first ride Honda CBR 150R di sirkuit Sentul kecil atas undangan PT Astra Honda Motor (AHM). Tapi karena terbatasnya area dan waktu, potensi motor yang dijual Rp 33 juta (OTR Jakarta) ini tentu belum terekspos maksimal.

Nah, sekarang kita masuk ke sesi test ride-nya yuk! Bicara handling, motor yang punya berat kosong 138 kg ini terbilang lincah. Gampang diajak rebah ke kanan-kiri. Padahal kesan pertama saat melihat fairing depan yang lebih lebar dari CBR 150R generasi pertama, mengira bakalan susah diajak meliuk-liuk.

Untuk menaklukkan berbagai jenis tikungan pun tetap nyaman, kombinasi sasis deltabox, sokbreker depan berdiameter 31 mm, sokbreker belakang monosok dan ban lebar terasa mantap. Tinggal seberapa berani pengendaranya saja.

Hanya ada satu ganjalan waktu bermanuver kencang, terutama ketika ketemu jalan agak bumpy. Buntut terasa agak liar, lantaran monosok terasa terlalu lembut. Sayangnya lagi, peredam kejut tunggal tersebut tak dilengkapi setelan, jadi mesti pasrah apa adanya.

Yuk lanjut gimana rasanya jika ketemu kemacetan. Wuih ternyata motor ber-wheelbase 1.310 mm ini tetap enak saja menyelinap di antara mobil. Posisi duduk yang sedikit merunduk menjadikan tangan lebih sigap menarik handel rem dan kopling, walaupun jika keseringan terasa sedikit pegal. Yang wajib diperhatikan posisi spionnya yang mirip tanduk, rawan benturan dengan spion mobil.

Lantas gimana performanya di kemacetan. Wah ternyata cukup repot nih. Kenapa? Seperti disinggung di edisi lalu, karakter tenaga dan torsi dari mesin 150 cc 4 langkah DOHC 4 klep ini baru muncul di putaran menengah ke atas.

Tenaga baru terasa tarikannya setelah jarum takometer menyentuh angka 5.500 rpm, di bawah itu terasa lambat, dan galaknya setelah 8.000 rpm ke atas. Makanya mesti pintar jaga putaran mesin, apalagi saat mau mendahului.

Kemampuan akselerasi tak lupa diukur menggunakan Racelogic. Wah, ternyata lumayan cepat untuk motor 150 cc. Untuk mencapai 0-60 km/jam hanya ditempuh 4,5 detik. Lalu 0-100 meter 7,4 detik, sedang 0-201 meter 11,5 detik. Untuk lengkapnya silakan amati tabel uji akselerasi.

Lanjut mencoba top speed. Pada lintasan sepanjang 1 km, motor yang dibekali 6 tingkat percepatan ini di spidometer mampu meraih kecepatan puncak 140 km/jam. Wah lumayan tinggi ya, tentu selain power mesin yang hingga 17,8 dk/10.500 rpm, tak lepas juga dari desain fairing yang aerodinamis, sehingga gampang membelah angin.

Terakhir tak lupa mengukur konsumsi bahan bakar, dengan rasio kompresi mencapai 11:1, tentu ada baiknya pakai bahan bakar beroktan 92 ke atas. Kali ini kami pakai Shell Super. Pakai metode full to full dan pemakaian ala harian, 1 liter bisa untuk menempuh 35,5 km/liter.

Lumayan irit!
Data Tes Akeselerasi:
0-60 km/jam : 4,5 detik

0-80 km/jam : 7,5 detik
0-100 km/jam : 12,7 detik
0-100 meter : 7,4 detik
0-201 meter : 11,5 detik

0-402 meter : 18,4 detik

Top speed : 140 km/jam

Konsumsi bahan bakar : 35,5 km/liter
Ket : Tinggi & berat tester 172 cm & 60 kg
 

Penulis : Aant | Editor : Pilot | Photo : Yosi

0 comments:

Post a Comment