MotoBike - Kehadiran Honda New Mega Pro dan Yamaha 
Byson membuat pasar motor sport makin ramai, terutama di kelas 150-160 
cc. Sebelumnya sudah dihuni oleh Yamaha V-Ixion, TVS Apache RTR 160 DD, 
Minerva R150 VX dan Viar VIX 150R.
 Nah untuk mengetahui seperti apa keunggulan masing-masing, Mr. Testo 
& friends akan coba memaparkan untuk Anda. Bahkan juga kami jajal 
turing Jakarta-Bandung dalam berbagai kondisi jalan untuk mengeksplorasi
 kemampuan dan potensi yang disimpan.
Berikut ulasannya!.
Berikut ulasannya!.
 FITUR DAN TEKNOLOGI
 Lalu sektor pengereman, kecuali duo Yamaha (Byson dan V-Ixion) semua 
sudah tipe cakram depan-belakang. Sementara untuk suspensi, kecuali 
Apache semua sudah monosok. Lampu depan R150VX dan VIX150R unggul dengan
 model proyektor.
 Bagaimana dengan teknologi? V-Ixion tergolong paling maju, selain 
dilengkapi 4 klep berpendingin cairan, sudah menerapkan injeksi. Sedang 
New Mega Pro, Byson dan Apache puas dengan karbu vakum yang dilengkapi 
TPS terintegrasi dengan CDI multimap. Untuk Minerva dan Viar sudah 
menganut oil cooler untuk membantu pendinginan..
 DESAIN
 Bicara desain, Byson sangat berkarakter street fighter, kekar dan 
identik sebagai pacuan life style! Terlihat dari tangki besar berpadu 
kaki-kaki kekar dan setang baplang. Juga pemakaian lampu model 
telanjang. New Mega Pro pun senada. Namun lebih cenderung sebagai motor 
penjelajah, tampak dari rancangan setang yang tinggi.
 Kalau Apache lebih ke sport turing. V-Ixion dari lahir tercetak sebagai
 sport turing modern, dengan rangka model deltabox. Sedang R150VX dan 
VIX150R murni motor sport, dengan desain full fairing dan setang jepit.
 HANDLING & PERFORMA
 Riding positionnya terbilang sangat nyaman. Handlingnya juga mantap, 
ayunan suspensi belakang punya rebound lembut. Sayang ban dirasakan 
kurang lebar.
 Beda dengan Byson. Soal handling, jagoan Garputala ini terbilang paling
 mantab. Pasalnya kaki-kaki motor 153 cc ini terbilang paling kekar di 
kelasnya. Sokbreker depan berdiameter 41 mm. Menikung di jalanan 
bergelombang seperti jalur Jonggol gak masalah.
 Meski posisi setang agak lebar berpadu tinggi jok yang 790 mm dari 
tanah, tidak membuat rider cepat letih ketika harus meliuk-liuk di jalan
 padat merayap. Namun sayang performa mesin terbilang kurang bertenaga, 
kendati bisa meraih top speed 119 km/jam, namun butuh waktu lama.
 Membesut V-Ixion tergolong nyaman. Di tiap tikungan terasa lincah dan 
anteng. Enggak mudah goyang meskipun berpapasan dengan bus maupun truk 
berkecepatan tinggi. Bicara performa, dengan teknologi injeksi membuat 
tenaga dapur pacu dari putaran bawah, menengah hingga atas terasa ngisi 
terus.
 Begitu juga kala menaiki TVS Apache, handling cukup mantap dan mudah 
dikendalikan. Bicara performa tenaga terasa ngisi, terutama di putaran 
bawah hingga menengah.
 Naik Viar VIX 150R cukup nyaman, posisi stang tidak terlalu menunduk, 
pokoknya buat kontur asia motor ini cukup nyaman alias gak jinjit, panel
 indikator plus lampu depan juga ciamik terbaca jelas.
 Soal handling tergolong cukuplah. Tidak dirasakan ada gejala ngebuang 
meski diajak nikung di tikungan bergelobang. Performa terutama di 
kisaran 8.500 rpm, power cukup sangar. Tapi sayang saat mesin mulai 
panas, ada gejala mesin lambat merespon pelintiran gas dari sang rider.
 Gimana dengan R150VX? Handling terbilang lumayan, kendati suspensi 
depan-belakang terasa terlalu empuk. Sehingga mesti lebih waspada kala 
menikung kencang. Performa mesin terbarunya terbilang handal, bertenaga 
dan lebih halus, sayang putaran gas sangat berat, bikin lengan cepat 
capai. Satu lagi muncul gejala rem ngeblong saat panas..
Penulis : Tim OTOMOTIF | Editor : Pilot | Photo : Tim OTOMOTIF
 
 
 










0 comments:
Post a Comment