Saat mengendarai mobil, tiba-tiba di kanan kiri kita sudah penuh
sesak sepeda motor yang terus mencari celah-celah untuk bisa jalan.
Tatkala keluar dari gang atau akan masuk gang, sepeda motor lagi-lagi
sudah menyerobot ke kanan dan ke kiri. Hati rasanya ingin marah,
mengumpat; tetapi kepada siapa, kita juga tidak tahu.
Para pengendara sepeda motor kadang-kadang karena terburu-terburu maunya ngebut saja, kosong sedikit sudah seperti di arena balap. Mereka lupa kalau di jalan raya bukan hanya miliknya, dan keselamatan bagi dirinya maupun orang lainpun juga harus dipertanggungjawabkan. Perilakunya dalam berlalu lintas memang kadang memprihatinkan bahkan memalukan. Mereka tanpa sadar bangga kalau melanggar. Lupa memang kalau korban sia-sia di jalan raya sudah begitu banyak.
Salah siapa? Apa yg salah, akan terus begini? Tidak adakah kemampuan mengatasi atau mencari solusi? Kalau bertanya tanya dan terus bertanya, tentu saja akan timbul pening atau sakit kepala. Mengapa yang mau mengaku bersalah tidak ada?
Kalay kita ditanyai, pasti semuanya ingin maju, lancar, ingin aman, nyaman. Namun saat ditanya apa yang akan dilakukan? Apa planning-nya? Lagi-lagi jawaban-jawaban lips service saja yang muncul. Tatkala ditanya apakah ada kemampuan? Jawabnya, "Ada, potensi-potensi dan sumber daya melimpah." Namun siapa yang memulai, siapa yang merajut dan menyusun mozaik menjadi satu wujud nyata?
Sepeda motor makin menggila. Apa penyebabnya? Apakah karena ketidakmampuan pemerintah menyiapkan sarana transportasi angkutan umum yang memadai, menjangkau pelosok-pelosok, yang juga aman, nyaman, selamat sampai tujuan? Atau juga karena mudahnya persyaratan membeli dan mengoperasionalkan sepeda motor di jalan raya? Apakah karena alasan ekonomis dan praktis, jika nyawanya tidak dihitung? Apakah juga karena nilai-nilai budaya dalam masyarakat, kepemilikan sepeda motor sebagai suatu kesuksesan? Apakah infrastruktur yang tidak memadai? Apakah ada political will yang keliru?
Pertanyaan-pertanyaan di atas bukan sekadar dijawab tetapi wajib diteliti akar masalahnya dan ditemukan solusinya. Apakah akan ada pembatasan? Apakah akan dibangun lajur khusus? Apakah akan diatur sistem-sistem perdagangan dan perindustrian sehingga pemasarannya tidak hanya di dalam negeri tetapi juga keluar negeri? Dan sebagainya.
Selama political will tidak jelas maka akan semakin parahlah sistem lalu lintas dan transportasi angkutan umum. Selama cara memandang dan pendekatanya keliru, lagi-lagi ya tidak ada kemajuan dan pertumbuhan. Selama kepentingan-kepentingan para politikus, ilmuwan, praktisi, sektor bisnis saling tumpang tindih maka semakin parahlah lalu lintas dan sistem-sistem transportasi di negeri ini.
Jumlah korban kecelakaan lalu lintas yang berakibat fatal lebih 60 persen karena sepeda motor. Faktor utamanya adalah manusia (yang lalai, sembarangan, melakukan pelanggaran, tidak mengetahui peraturan, tidak terampil mengendarai). Edukasi tentang keselamatan jalan memang perlu ditingkatkan lagi sehingga akan mampu membangun budaya tertib lalu lintas, meningkatkan kualitas keselamatan dan menurunkan tingkat fatalitas korban kecelakaan.
Selain itu, tempat-tempat latihan keselamatan berkendara (safety riding / driving) harus terus dibangun dan ditumbuhkembangkan. Juga, adanya perbaikan sistem pengujian SIM yang mengacu pada standar-standar kompetensi bagi pengemudi atau pengendara. Para pengusaha atau sektor bisnis kendaraan khususnya sepeda motor ikut bertanggung jawab akan keselamatan berlalu lintas.
Pembangunan infrastruktur (jalur khusus sepeda motor) sekarang ini sudah saatnya dilakukan, terutama di kota-kota besar. Pendidikan keselamatan berkendara menjadi bagian penting bagi siswa SMP, SMA, dan masyarakat umum. Penegakan hukum yang tidak hanya dengan tilang saja tetapi sudah mengarah kepada penegakan hukum secara elektronik.
Penanganan keselamatan berlalu lintas sekarang ini ditangani dengan serius oleh WHO (World Health Organization/lembaga kesehatan PBB) dalam program Global Road Safety, dan sedang diimplementasikan pada Dekade Keselamatan di Indonesia (2011 - 2020). Hal ini mencakup berbagai aktivitas yang melibatkan semua pemangku kepentingan untuk peka dan peduli serta bertanggung jawab pada keselamatan baik bagi dirinya maupun orang lain
Para pengendara sepeda motor kadang-kadang karena terburu-terburu maunya ngebut saja, kosong sedikit sudah seperti di arena balap. Mereka lupa kalau di jalan raya bukan hanya miliknya, dan keselamatan bagi dirinya maupun orang lainpun juga harus dipertanggungjawabkan. Perilakunya dalam berlalu lintas memang kadang memprihatinkan bahkan memalukan. Mereka tanpa sadar bangga kalau melanggar. Lupa memang kalau korban sia-sia di jalan raya sudah begitu banyak.
Salah siapa? Apa yg salah, akan terus begini? Tidak adakah kemampuan mengatasi atau mencari solusi? Kalau bertanya tanya dan terus bertanya, tentu saja akan timbul pening atau sakit kepala. Mengapa yang mau mengaku bersalah tidak ada?
Kalay kita ditanyai, pasti semuanya ingin maju, lancar, ingin aman, nyaman. Namun saat ditanya apa yang akan dilakukan? Apa planning-nya? Lagi-lagi jawaban-jawaban lips service saja yang muncul. Tatkala ditanya apakah ada kemampuan? Jawabnya, "Ada, potensi-potensi dan sumber daya melimpah." Namun siapa yang memulai, siapa yang merajut dan menyusun mozaik menjadi satu wujud nyata?
Sepeda motor makin menggila. Apa penyebabnya? Apakah karena ketidakmampuan pemerintah menyiapkan sarana transportasi angkutan umum yang memadai, menjangkau pelosok-pelosok, yang juga aman, nyaman, selamat sampai tujuan? Atau juga karena mudahnya persyaratan membeli dan mengoperasionalkan sepeda motor di jalan raya? Apakah karena alasan ekonomis dan praktis, jika nyawanya tidak dihitung? Apakah juga karena nilai-nilai budaya dalam masyarakat, kepemilikan sepeda motor sebagai suatu kesuksesan? Apakah infrastruktur yang tidak memadai? Apakah ada political will yang keliru?
Pertanyaan-pertanyaan di atas bukan sekadar dijawab tetapi wajib diteliti akar masalahnya dan ditemukan solusinya. Apakah akan ada pembatasan? Apakah akan dibangun lajur khusus? Apakah akan diatur sistem-sistem perdagangan dan perindustrian sehingga pemasarannya tidak hanya di dalam negeri tetapi juga keluar negeri? Dan sebagainya.
Selama political will tidak jelas maka akan semakin parahlah sistem lalu lintas dan transportasi angkutan umum. Selama cara memandang dan pendekatanya keliru, lagi-lagi ya tidak ada kemajuan dan pertumbuhan. Selama kepentingan-kepentingan para politikus, ilmuwan, praktisi, sektor bisnis saling tumpang tindih maka semakin parahlah lalu lintas dan sistem-sistem transportasi di negeri ini.
Jumlah korban kecelakaan lalu lintas yang berakibat fatal lebih 60 persen karena sepeda motor. Faktor utamanya adalah manusia (yang lalai, sembarangan, melakukan pelanggaran, tidak mengetahui peraturan, tidak terampil mengendarai). Edukasi tentang keselamatan jalan memang perlu ditingkatkan lagi sehingga akan mampu membangun budaya tertib lalu lintas, meningkatkan kualitas keselamatan dan menurunkan tingkat fatalitas korban kecelakaan.
Selain itu, tempat-tempat latihan keselamatan berkendara (safety riding / driving) harus terus dibangun dan ditumbuhkembangkan. Juga, adanya perbaikan sistem pengujian SIM yang mengacu pada standar-standar kompetensi bagi pengemudi atau pengendara. Para pengusaha atau sektor bisnis kendaraan khususnya sepeda motor ikut bertanggung jawab akan keselamatan berlalu lintas.
Pembangunan infrastruktur (jalur khusus sepeda motor) sekarang ini sudah saatnya dilakukan, terutama di kota-kota besar. Pendidikan keselamatan berkendara menjadi bagian penting bagi siswa SMP, SMA, dan masyarakat umum. Penegakan hukum yang tidak hanya dengan tilang saja tetapi sudah mengarah kepada penegakan hukum secara elektronik.
Penanganan keselamatan berlalu lintas sekarang ini ditangani dengan serius oleh WHO (World Health Organization/lembaga kesehatan PBB) dalam program Global Road Safety, dan sedang diimplementasikan pada Dekade Keselamatan di Indonesia (2011 - 2020). Hal ini mencakup berbagai aktivitas yang melibatkan semua pemangku kepentingan untuk peka dan peduli serta bertanggung jawab pada keselamatan baik bagi dirinya maupun orang lain
0 comments:
Post a Comment