Monday, November 7, 2011

TES KEBISINGAN KNALPOT RACING

Source: Motor Plus Online

Knalpot racing 4-tak variasi jadi pilihan pertama modifikasi dimulai. Untuk dongkrak tampilan sekaligus tenaga, tapi berisik. Belakangan ada gosip pembatasan suara. Meski aturan belum jelas, tapi cukup bikin bingung konsumen.

Bukan mau lebih tahu atau mendahului Undang Undang soal pengaturan knalpot. MOTOR Plus pengin tahu seberapa berisik pipa buang racing variasi. Kali aja, bisa jadi sumbang saran buat bapak-bapak pembuat peraturan saat mematok angka DB (decibell).

Minimal ada gambaran rata-rata suara knalpot yang ada di pasaran. Harapannya, kebijakan nggak terkesan semena-mena buat pengguna dan produsen, gitcu. Yongki, Chuenk

RAGAM KNALPOT
Dipilih merek ngetop yang mewakili berbagai kelas. Di antaranya AHRS (Asep Hendro Racing Sport), HRP (Hendriansyah Racing Product), 3DI Racing Exhaust, Ahau Motor, SG Racing Muffler, AJM (Ahmad Jayadi Motorsport) dan TDR. Pertimbangnya, rentang harga Rp 150 ribu hingga Rp 300 ribu laris di pasaran.

Saat ini produsen knalpot kian tanggap soal isu pembatasan suara. "Biar nggak berisik banget, di ujung silencer knalpot TDR dipasang penyekat yang bisa dibongkar-bongkar," bilang Benny Rachmawan, Technical Development Mitra2000 dari Lodan Center, Ancol, Jakarta Utara.

Nggak mau kalah label AHRS juga menawarkan knalpot yang rada diem dengan pipa header panjang. Beda lagi dengan HRP yang memilih merancang ulang moncong silencer baru agar nggak kelewat bising. Hasilnya? Lihat aja tabel dibawah oke!

METODE PENGUKURANCara pertama, menggunakan alat uji suara analog bermerek Nihon Kagaku Kogyo. Diletakan pada jarak 1 meter dengan posisi lurus dari lubang buang knalpot. Test dilakukan di tempat terbuka pada malam hari. Mulai pukul 24.00 sampai 03.00 WIB (dini hari). Agar tidak ada distorsi dari suara lain.

Metode kedua dengan alat sound level meter bermerek Lutron spek digital. Kalau yang ini dilakukan di siang hari. Agak berbeda, pengujian disesuaikan petunjuk yang tertera. Dilakukan pada jarak 50 cm dengan posisi 45 derajat dari lubang knalpot.

Masing-masing knalpot diuji dua kali, yaitu saat langsam dan pada saat puncak rpm alias putaran gas mentok. Agar mesin tidak terlalu enteng, rasio dimasukin pada posisi gigi 1.

Maksud pengujian sampai gas mentok atau rpm tertinggi, agar diketahui DB tertinggi yang dikeluarkan dari masing-masing knalpot. Karena, pada praktiknya suara yang paling terdengar adalah saat digeber di putaran puncak. Makanya, jika ada yang melakukan dengan cara lain, misalnya dengan pembatasan pada rpm tertentu, maka hasil angkanya juga beda.

KESIMPULAN
Inovasi produsen knalpot kian positif. Macam trik TDR terbukti nurunin 5 decibell saat langsam dan digeber (uji dengan sound level meter Nihon Kagaku Kogyo).
Hal sama juga terjadi di knalpot HRP yang rancang ulang tabung peredam knalpot. Saat gas dibuka penuh knalpot baru lebih senyap 6 dB ketimbang versi sebelumnya.
Lihat angka di atas. Idealnya saluran buang variasi pantas bermain di bawah 120 dB, bisa mencapai batas 110 dB malah lebih bagus tanpa mengorbankan tenaga puncak. Kisaran 125 dB ke atas (ambang batas kebisingan di MotoGP adalah 130 dB).

Keterangan:
-dB: decibell
-TDR diuji dua kali dengan corong di moncong silencer terpasang dan dibuka
-Motor yang dipake Yamaha Vega 2004 kondisi standar

KESIMPULAN
Inovasi produsen knalpot kian positif. Macam trik TDR terbukti nurunin 5 decibell saat langsam dan digeber (uji dengan sound level meter Nihon Kagaku Kogyo).

Hal sama juga terjadi di knalpot HRP yang rancang ulang tabung peredam knalpot. Saat gas dibuka penuh knalpot baru lebih senyap 6 dB ketimbang versi sebelumnya.

Lihat angka di atas. Idealnya saluran buang variasi pantas bermain di bawah 120 dB, bisa mencapai batas 110 dB malah lebih bagus tanpa mengorbankan tenaga puncak. Kisaran 125 dB ke atas (ambang batas kebisingan di MotoGP adalah 130 dB).

0 comments:

Post a Comment